Pada suatu hari Gus Dur ditanya oleh wartawan tentang rencana pernikahan M. Latief (pada waktu itu menjabat Menaker) dan Dessy Ratnasari. "Gus, apakah Gus Dur ikut menjadi mak comblangnya Desy dan latief?
"Ah, nggak! Dari pada jadi makelar begituan, lebih enak jadi makelar sepedah motor," kata Gus Dur. Mendengar jawaban tersebut wartawan terus mengejar,"Apakah untungnya lebih besar kalau menjadi makelar motor Gus?
"Bukan begitu. Bayangkan, kalau menjadi makelar orang kawin itu susah. Kalau makelar sepedah motor kan kita bisa ngelapi, nyobain terus menaiki. Coba, mana bisa begitu kalau makelar kawin? Jangankan mau menaiki, mencet klaksonnya aja dilarang!!
"Ah, nggak! Dari pada jadi makelar begituan, lebih enak jadi makelar sepedah motor," kata Gus Dur. Mendengar jawaban tersebut wartawan terus mengejar,"Apakah untungnya lebih besar kalau menjadi makelar motor Gus?
"Bukan begitu. Bayangkan, kalau menjadi makelar orang kawin itu susah. Kalau makelar sepedah motor kan kita bisa ngelapi, nyobain terus menaiki. Coba, mana bisa begitu kalau makelar kawin? Jangankan mau menaiki, mencet klaksonnya aja dilarang!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar