Suatu ketika para Ta'mir Masjid, Penjaga Gereja, Wihara, Kuil, Kelenteng dan penjaga tempat-tempat ibadah agama lain di Indonesia berkumpul. Mereka yang rata-rata mempunyai problem tentang masalah uang sumbangan ini sama-sama berdiskusi memecahkan masalah yang dihadapinya.
Penjaga Masjid : "dimasjid saya kotak amal penuh, bahkan akhir-akhir ini tidak ditemukan uang recehan."
Penjaga Gereja : "sama! dalam semester ini saja, saya kualahan mendistribusikan uang jama'at."
Hal yang sama juga dirasakan penjaga Kuil, Wihara, Klenteng dan lainnya.
jadi intinya kita ini surplus sumbangan dana kata seseorang yang menambahkan. karena itulah sekarang mari kita rumuskan pembagian dana yang adil. Dari jumlah itu mana jatah buat kita dan mana yang harus di setor ke Tuhan.
Penjaga Klenteng : "lima puluh persen buat penanggung jawab rumah ibadah, 50% lagi buat tuhan"
Mendengar usul demikian semua terdiam tanda kurang setuju.
Penjaga Gereja : "Menurut saya, semua buat kita kalau ada lebih barulah buat Tuhan, lagian Tuhan kan maha kaya jadi gak butuh uang.
cara demikian ditentang penjaga Kuil. "jangan begitu, ini kan sumbangan, jadi kita ambil secukupnya dan lainnya kita serahkan kepada Tuhan." Tetapi cara ini pun tidak disetujui oleh semua dan akhirnya diskusi mengalami jalan buntu. diskusi di skors.
Dalam skorsing ini muncullah ide baru. "Sebaiknya kita bikin lingkaran dengan diameter 100 cm. selanjutnya uang nya kita lempar ke atas. Uang yang masuk laingkaran itulah hak Tuhan, dan yang keluar lingkaran itulah hak kita kata seorang peserta rapat.
(semua terperanjat mendengar model yang diusulkan)
"saya setuju, cuma yang masuk kedalam lingkaran itulah uang kita, yang diluar itulah hak Tuhan. sahut yang lain.
Mendengar perdebatan yang makin seru, tiba-tiba seorang ta'mir Masjid mendekat dan mengatakan setuju, "cuma caranya tidak perlu pakai lingkaran."
"Sekarang begini, uang yang kita lempar ke atas terus yang jatuh kebawah milik kita, sedangkan yang tidak jatuh berarti diambil oleh Tuhan." lanjut ta'mir Masjid
semua mengangguk-anggukkan kepala tampak setuju!!
glodak!!! dasar koplak!!! kata penulis!! hahahahaha....
yeng penting hepy
Penjaga Masjid : "dimasjid saya kotak amal penuh, bahkan akhir-akhir ini tidak ditemukan uang recehan."
Penjaga Gereja : "sama! dalam semester ini saja, saya kualahan mendistribusikan uang jama'at."
Hal yang sama juga dirasakan penjaga Kuil, Wihara, Klenteng dan lainnya.
jadi intinya kita ini surplus sumbangan dana kata seseorang yang menambahkan. karena itulah sekarang mari kita rumuskan pembagian dana yang adil. Dari jumlah itu mana jatah buat kita dan mana yang harus di setor ke Tuhan.
Penjaga Klenteng : "lima puluh persen buat penanggung jawab rumah ibadah, 50% lagi buat tuhan"
Mendengar usul demikian semua terdiam tanda kurang setuju.
Penjaga Gereja : "Menurut saya, semua buat kita kalau ada lebih barulah buat Tuhan, lagian Tuhan kan maha kaya jadi gak butuh uang.
cara demikian ditentang penjaga Kuil. "jangan begitu, ini kan sumbangan, jadi kita ambil secukupnya dan lainnya kita serahkan kepada Tuhan." Tetapi cara ini pun tidak disetujui oleh semua dan akhirnya diskusi mengalami jalan buntu. diskusi di skors.
Dalam skorsing ini muncullah ide baru. "Sebaiknya kita bikin lingkaran dengan diameter 100 cm. selanjutnya uang nya kita lempar ke atas. Uang yang masuk laingkaran itulah hak Tuhan, dan yang keluar lingkaran itulah hak kita kata seorang peserta rapat.
(semua terperanjat mendengar model yang diusulkan)
"saya setuju, cuma yang masuk kedalam lingkaran itulah uang kita, yang diluar itulah hak Tuhan. sahut yang lain.
Mendengar perdebatan yang makin seru, tiba-tiba seorang ta'mir Masjid mendekat dan mengatakan setuju, "cuma caranya tidak perlu pakai lingkaran."
"Sekarang begini, uang yang kita lempar ke atas terus yang jatuh kebawah milik kita, sedangkan yang tidak jatuh berarti diambil oleh Tuhan." lanjut ta'mir Masjid
semua mengangguk-anggukkan kepala tampak setuju!!
glodak!!! dasar koplak!!! kata penulis!! hahahahaha....
yeng penting hepy
Tidak ada komentar:
Posting Komentar